Single Fighter
Suatu kali Nabi pernah diejek sebagai “al-abtar”. Ini
adalah julukan bagi orang Arab yang saat itu tidak memiliki keturunan. Karena
Nabi memang diskenario oleh Allah untuk selalu hampir sendirian. Masih dalam
kandungan, beliau ditinggal ayah. Begitu lahir, selang beberapa tahun, ganti
ibunda beliau. Diasuh beberapa saat oleh kakeknya, selang kemudian wafat pula. Terus
demikian.
Pada masa berjuang, Nabi dipertemukan dengan siti Khadijah,
istri, sahabat, sekaligus pendukung utama Nabi yang paling gigih. Orang yang
sedemikian penting inipun meninggalkan Nabi lebih dahulu. Lalu paman yang
sangat menyayangi beliau, yang selalu melindungi, senantiasa mendukung
perjuangan Nabi, Abu Thalib, juga diangkat oleh Allah.
Nabi memiliki 12 istri. Dari pernikahan ini, Nabi hanya
diberikan tujuh keturunan saja. Enam dari jalur Siti Khadijah: Qasim, Zaynab,
Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Abdullah. Dan satu keturunan dari Maria
Qibtiyyah, yakni Ibrahim. Kalau dipikir, dengan 12 istri, mestinya Nabi tidak
kekurangan keturunan. Paling tidak lebih banyaklah jumlahnya daripada yang ada
tadi. Karena orang Arab sangat bangga kalau punya banyak keturunan, apalagi
cowok semua!
Bahkan lebih dari itu, semua anak keturunan Nabi meninggal,
terkecuali Fatimah. Ada yang meninggal saat masih bayi, seperti Ibrahim. Ada
yang ketika dewasa, seperti Ummu Kultsum dan Ruqayyah. Praktis, hanya dari
Fatimahlah, Nabi memiliki keturunan generasi kedua (cucu): Hasan dan Husein. Sampai
disinipun, dua cucu kesayangan Nabi ini ditakdirkan untuk terbunuh.
Anda lihat. Ada serangkaian peristiwa beruntun yang dialami
Nabi. Hampir selalu beliau ditinggalkan oleh keluarganya. Sungguh tidak mudah menapaki
garis hidup seperti ini.
Bagi orang yang matanya adalah benci, Nabi mereka sebut
sebagai “al-abtar”. Orang yang tidak punya keturunan. Maksudnya, kalau anda
tidak punya keturunan, maka sebesar apapun karya dan sejarah hidup anda, maka
tidak akan ada yang mengenangkannya. Inilah kenapa, ketika ejekan ini terlontar,
langsung turun surat al-Kautsar. Inna a’thainaka al-kautsar. Kami telah
menganugerahimu al-Kautsar. Fa shalli li rabbika wan-har. Shalatlah—jangan
perdulikan ejekan mereka yang tak berdasar itu—dan berkurbanlah. Inna
syani-aka huwa al-abtar. Sesungguhnya, orang-orang yang membencimulah sebenarnya
orang-orang yang “al-abtar”, yang terputus.
Bagi yang matanya didasari cinta dan rindu kepada Nabi, segala
kehilangan yang terus dialami Nabi ini adalah justru pengukuhan bahwa beliau adalah
seorang single fighter. Pendekar….(single). Sejak kecil, Nabi ditinggal
oleh orangtua, kakek, dan pamannya. Sengaja agar Allah sendirilah yang akan mendidik
beliau. Ditinggal oleh istri dan anak-cucunya, agar murni cinta beliau hanya
untuk Allah.
Selang beberapa waktu, Allah memberikan kabar gembira secara
berurutan. Dalam surat adh-Dhuha, wa la saufa yu’thika rabbuka fa tardha.. dan
janji Allah dalam surat al-Insyirah, wa rafa’na laka dzikraka. … jadilah
beliau menjadi sosok yang paling sering disebut namanya di muka bumi ini.
Paling sering dikenangkan. Paling banyak dipelajari setiap fase kehidupannya
yang selalu mengandung hikmah dan rahasia-rahasia. Paling dirindukan, dan
diabadikan melalui karya sastra, tradisi ilmiah, budaya, serta lain sebagainya.
Nabi Muhammad adalah axis yang menjadi tumpuan setiap
hal, yang menggandeng pengikutnya mengenal dan kembali ke pelukan Allah.
Klaten, 19 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar