Kita sudah kadung terlahir dalam dunia yang penuh prasangka
dan segala tipu rekayasa. Kadang kuat sekali rasanya perasaan ini untuk
meyakini bahwa apa yang tampak tidaklah sesederhana dengan yang sebenarnya
tidak kita lihat.
Ada konspirasi. Yap! Mungkin sedikit mentereng istilahnya.
Atau bias jadi sedikit paranoid atau berburuk sangka. Tapi Sayyidina Ali pernah
berwasiat bahwa di dalam zaman dan Negara yang begitu banyak terjadi fitnah,
sikap husnu zhan atau berbaik sangka bukanlah pilihan, karena jika itu
yang dipilih, engkau akan terlalu sering tertipu. Tapi tidak masalah jika kau
memang ikhlas terhadanya.
Sayang, saya masih belum bias mencapai taraf untuk ikhlas
ditipu ribuan kali. Tiba-tiba bom meledak dimana-mana. WTC hancur, bom bunuh
diri meledak di kereta, di bus, di restoran, melalui buku atau di masjid
seperti yang belakangan marak diulas.
Sederhana saja. Rangkaian berurut ini mengingatkan saya dengan
scene-scene yang ada di film V For Vendetta. Seorang penguasa menjaga
eksistensinya di mata rakyat, dengan cara merekayasa sebuah kondisi dimana
rakyat dibuat bergantung dan dibuat merasa butuh kepada penguasa. Medianya
adalah ketakutan. Maka, diciptalah teror dan huru-hara dimana-mana. Mereka
menebarkan benih-benih ketakutan dan was-was kepada rakyat. Dan kemudian, pada saatnya yang
tepat, mereka muncul bertindak menumpas semua penyebab ketakutan—yang
sebenarnya adalah milik mereka juga. Lalu berita dimana-mana menyebut mereka
pahlawan yang layak dicintai dan dihargai jasa-jasanya. Menumpas ketakutan.
Pola ini hamper serupa dengan beberapa kelompok yang sengaja
menularkan virus computer dimana-mana, yang ternyata nanti ketika banyak
computer yang terjangkiti atau dirusak olehnya, baru ia menjual anti-virus
untuk itu. Ramai orang membeli antivirus, karena mereka memang butuh sembuh. Lagi-lagi,
rekayasa kebutuhan
Beberapa ilmuwan membuat penelitian, yang kemudian mereka
menemukan virus (kesehatan). Yang lebih tepat, kadang, adalah membuat virus.
Disebarkan. Ketika banyak yang terjangkit, dan butuh obat, mereka tampil
menawarkan penawar. Tentu bayar, tidak gratis. Nah, yang ini taktik bisnis
farmasi dan kesehatan dalam menciptakan pasar.
***
Ada banyak rekayasa atau konspirasi dalam dunia bisnis
sebagai trik melipat gandakan keuntungan. Kalau penimbunan, itu sudah biasa. Ada
yang bilang, sungai dimana-mana segaja dibiarkan dicemari, danau-danau
dibiarkan dikotori, sumur dirusak kualitasnya, yang semuanya nanti agar bisnis air
minum kemasan bisa laris-manis tanjung kimpul. Ujungnya nanti adalah monopoli
penyedia air, dan semua manusia butuh air setiap hari. Tentu ini bisnis yang
sangat menjanjikan.
Bumi yang terus-terusan tergerus ini seakan tidak bisa
dihentikan. Semua orang seperti hanya terbengong menyasikan tempat huniannya mulai
roboh. Tidak banyak yang serius, yang teorganisir untuk menyelematkan bumi.
Jangan-jangan bumi ini memang sengaja dirusak dan dibiarkan rusak agar para
pebisnis yang sudah membuat hunian di planet Mars bisa laku perumahannya?! Hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar