Isi Blog ini

terdiri dari banyak tulisan; antara tulisan 'ilmiah', artikel buletin, opini, puisi, komentar film (biasa diberikan kode "RF"), lirik lagu, beberapa kutipan, atau apapun saja yang dinilai baik untuk dibagikan sebagai pengalaman bersama..

Selamat menikmati.

Tamu

Rekanan Situs

Rekanan Situs
Klik Gambar di Atas untuk berkunjung ke Pasar Grosir Tas; Drawstring, Tote, Sling, etc. Tas kanvas, tas blacu, tas furing, dll.
Ayiko Musashi. Diberdayakan oleh Blogger.

Kunjungi Juga

Kunjungi Juga

Welcome to

Welcome to

Terjemah

Artikel Pop

Menuju Ke

Kamis, 31 Mei 2012

Takwanologi (1)





Ada pola yang unik mengenai penyebutan kata taqwa di dalam al-Qur’an. Ketika Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar pantangan makan buah Khuldi, seketika itu pula beliau berdua terlucuti pakaiannya. Dalam ketelanjangan, Allah menurunkan mereka ke dunia sebagai tempat hidup, tempat mati, dan tempat dibangkitkan dari kubur satu hari nanti. Setelah memberi pengantar ini-itu tentang dunia, Allah kemudian berfirman: Ya Bani Adam, qad anzalnaa alaikum libaasan yuwaari sau’aatiikum wa risya. Wa libas at-taqwa dzalika huwa khair. Wahai anak-cucu Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat dan memperindah (diri)—di antara pakaian-pakaian yang tersedia, ada yang bernama—pakaian takwa, itulah yang lebih baik (untuk kalian kenakan). Libas at-Taqwa atau Pakaian Takwa ini jelas bukan baju takwa yang dijual obral setiap menjelang Hari Raya itu, melainkan ketakwaan yang dijadikan sebagai sandangan menutup aurat dan memperbagus ruh jiwa manusia. Demikian yang terekam dalam surat al-A’raf ayat 26.

Kemudian surat al-Baqarah ayat 197 juga menyebutkan kata taqwa. Di seputaran ayat ini membahas soal Haji dan Umrah. Disana ada beberapa penjelasan mekanisme pelaksanaannya; pantangan-pantangan etis selama berhaji, seperti tidak berkata cabul, berbuat fasik, atau bertengkar dengan sesama; lalu menyinggung soal perbekalan haji: wa tazawwaduu fa inna khair az-zad at-taqwa. Berbekallah kalian semua—siapkan perbekalan mulai dari uang, visa, tiket, makanan, pakaian, dan segala macam, akan tetapi—sesungguhnya, sebaik-baik bekal (berhaji) adalah takwa.

Dalam ibadah kurban, ibadah menyembelih kambing, sapi, atau unta, di surat al-Hajj ayat 37 dan sebelumnya disebutkan tentang anjuran menyebut nama Allah saat menyembelih hewan-hewan tersebut, dan berbagi (makanan) daging kurban dengan orang lain. Setelah itu, Allah segera mengingatkan: lan yanal Allaha luhumuha wa laa dimaa’uha wa lakin yanaluhu at-taqwa minkum. Bukan daging-daging dan darah (hewan sembelihanmu) itu yang bisa mencapai keridhaan Allah, melainkan ketakwaanmulah yang mampu mencapainya. Bukan zhahir daging hewanmu, tapi takwa di balik daging yang kau persembahkan itu yang sejatinya menjadi kurban.

Ada juga ayat yang mengagumkan terkait dengan penegakan keadilan. Itu terdapat dalam surat al-Maidah ayat 8. Isinya adalah perintah Allah kepada orang beriman untuk menjadi pribadi yang senantiasa menegakkan keadilan, dan sebuah pesan luhur: “Jangan sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil”. I’diluu huwa aqrabu li at-taqwa. Berlakulah adil selalu, karena laku adil itu lebih dekat kepada takwa. Lagi-lagi, takwa.

Surat at-Taubah ayat 107-109 juga melibatkan taqwa dalam hal pembangunan masjid. Ada masjid-masjid yang output-nya justru malah menimbulkan kemudharatan, kekufuran, dan memecah-belah kesatuan orang mukmin. Ini ironis, aneh, konyol tapi memang terjadi dan ada di sekitar kita—bahkan al-Qur’an sudah mewanti-wanti hal tersebut sejak dulu sekali. “Jangan sembahyang di masjid seperti itu selamanya”, demikian pesan al-Qur’an, karena sebenarnya la masjidun ussisa ala at-taqwa. Sesungguhnya masjid itu didirikan atas dasar dan tujuan takwa, yang di dalam masjid itu berisi orang-orang yang suka bersuci.

Allah juga menjadikan takwa sebagai tolak ukur kemuliaan manusia. Inna akromakum indallahi atqaakum. Yang termulia dalam pandangan Allah adalah siapa yang paling takwa di antara kalian. Ini ada dalam surat al-Hujurat ayat 14 setelah sebelumnya menegaskan bahwa sesama muslim itu bersaudara, jangan bermusuhan, jangan mengolok satu sama lain, jangan menggunjing, jangan suka berprasangka. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan, bersuku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal—dan ketahuilah—yang termulia di antara kalian menurut Allah adalah mereka yang paling bertakwa.

Demikian beberapa bahan mentah tentang takwa: sebagai pakaian yang sejati (libas at-taqwa), sebagai bekal terbaik (zad at-taqwa), sebagai sesuatu yang bisa mencapai keridhaan Allah (dalam berkurban), sebagai pelabuhan laku adil, dan sebagai pondasi paling pokok dalam mendirikan masjid, dan sebagai standar kemuliaan manusia. Rasanya malah tambah penasaran: “Apa sih sebenarnya takwa itu?”




Ayiko Musashi,
10 September 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Text Widget