The Control. Wow! Film yang luar biasa. Ini cerita soal hidup
Ian Curtis, vokalis band Joy Division. Dari film ini paling tidak aku mulai
mengerti apa yang dirasakan oleh Kurt Cobain. Dulu aku pernah baca biografi
Cobain versi terjemahan Indonesia berjudul Havier Than Heaven. Cobain
adalah tipikal pemuda yang berusaha keras agar bandnya, Nirvana, terkenal. Akan
tetapi setelah yang ia inginkan tercapai, semuanya tidak berjalan seperti yang
pernah dibayangkan. Beberapa mungkin iya, tapi belakangan Cobain merasa dia
dituntut secara berlebihan oleh para fans tanpa mau mengerti keadaannya.
Akhirnya Cobain muak, dan dimulailah fase kekacauan sampai kemudian ia
meledakkan kepalanya sendiri dengan sebuah pistol.
Yap! Hampir
seperti itulah yang dialami oleh Ian Curtis. Ia mati muda (umur 23 tahun)
seperti Kurt Cobain, dan mereka mati bunuh diri. Pada awalnya segala sesuatu
terasa menyenangkan. Menaiki tangga kesuksesan satu demi satu, dan kemudian
datanglah godaan. Sampai disini aku tak mau tahan berkata bahwa selebritas itu
aneh.
Ian Curtis,
dalam popularitasnya, juga mempunyai kisah cinta yang hamper sama dengan
Basquiat. Ia jatuh cinta, bahkan kemudian menikah dengan Debbie di usia sangat
muda ketika ia belum terkenal. Kemudian setelah terkenal, fans berdatangan dan
salah satu di antara mereka nyantol di hati. Annik, nama seorang fans
yang kemudian menjadi pacar selingkuhan Ian Curtis, sebenarnya bukanlah seorang
penggoda. Ia hanya melihat Ian, dan Ian melihat Annik, lalu mereka jatuh cinta.
Cinta mereka memang tulus, tapi ini tidak seharusnya terjadi. Karena Ian sudah
menikah.
Gejolak hati
adalah sesuatu yang sangat susah untuk ditaklukkan oleh setiap diri yang
memiliki. Ian selalu konser dari kota-ke kota. Debbie di rumah karena harus mengasuh
anak mereka, Natalie. Di tempat yang lain, Annik selalu ada bersama Ian.
Benarlah sudah apa petuah Jawa witing trisno jalaran soko kulino. Hhh..
sesuatu yang grup band Mahadewi bilang begitu salah tapi juga begitu benar.
Itulah
kenapa kubilang selebritas itu aneh.
Tapi Ian
adalah lelaki yang punya hati. Ia masih merasa bersalah ketika berhubungan dengan
Annik. Ia meminta maaf, mengaku, berjanji tidak akan mengulangi, dan mengatakan
bahwa ia mencintai Debbie. Di sisi ini, Ian masih menghormati apa yang dulu
telah ia putuskan, dan masih menghormati ikatan perkawinannya. Pun begitu, hati
tetap tidak bisa dibohongi. Ia masih mencintai Annik. Karena Annik, selain
cantik dan sering bersama Ian, Annik juga perhatian dan benar-benar cinta
kepada Ian.
Pada
akhirnya, kejiwaan Ian mulai terbelah. Ia merasa bersalah, ingin memperbaiki
keadaan, tetapi kenyataannya ia tetap berkubang melakukan kesalahan yang sama. Keadaan
ini semakin memburuk ketika epilepsi yang diderita Ian kian sering kambuh. Begitu
pula ketika dipanggung. Ian merasa para fans telah menuntutnya secara
berlebihan. Mereka tak mau mengerti dirinya. Dan Ian merasa bahwa ia bukan
dirinya lagi. Akumulasi permasalahan bersarang di kepala Ian. Ia sama sekali
tidak menyangka bahwa satu keputusan yang telah ia buat pada masa lalu akan
membawanya pada keadaan seperti ini.
Pada suatu
pagi, setelah semalam Ian bertengkar dengan Debbie dan jatuh pingsan akibat
epilepsi yang dideritanya, Ian pergi menuju dapur. Ian mendapati seutas tali
cukup besar. Ia raih tali itu sambil menangis, dan terjadilah apa yang terjadi.
Poor Ian Curtis. I am sorry to hear
that.. You too Kurt.
Ayiko Musashi, 241009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar