The Terminal. Ini adalah salah satu film Tom Hanks yang
kusukai. Dari penjaga penjaga rental CD kemarin, Tom Hanks itu memang jago main
film. Dia punya karakter yang kuat. Dan kurasa memang demikian. Aku sudah
pernah lihat Tom Hanks main di film Cast Away, dan Forest Gump.[1] Dua film
tadi dan The Terminal ini menceritakan sesosok manusia yang polos, natural
tanpa kontaminasi prejudice berlebih, kecurigaan, atau ketakutan apapun,
dalam menghadapi kenyataan hidup.
Tom Hanks di Cast Away menjadi orang yang terdampar di pulau
terpencil, dan hidup disana selama sekian bulan, sambil terus berjuang dengan
cara apapun untuk tetap pulang. Ada harapan disini. Kemudian Tom Hanks di
Forest Gump menjadi seorang—yang dalam banyak asumsi manusia modern melabelinya
sebagai—idiot. Ia tak bergeming dengan apa yang orang anggapkan pada dirinya.
Ia benar-benar datar saja memandang hidup. Forest Gump yang diperankan oleh Tom
Hanks hanya focus pada mimpi yang ingin
dicapainya, dan ia memang berjuang untuk itu. Nah!
Pola ini berulang kembali dalam film The Terminal. Tokoh
Novorski adalah seorang warga Negara Krakochzia yang akan ke New York untuk
menemui seorang pemain Jazz. Malangnya, tidak seperti yang pernah dibayangkan
Novorski terjebak di bandara JFK. Dengan segala keterbatasan bahasa, finansial,
serta pemahaman atas apa yang sedang terjadi, ditambah masalah-masalah aneh
yang dihadapinya, ia terbilang orang yang tenang dan datar-datar saja.
Bagaimana tidak? Ia menerima, menjalani, dan bersedia hidup
dan berhagia di Terminal (bandara, maksudnya) selama 9 bulan. Wow! Apa yang
sebenarnya dipikirkan seorang Novorski sehingga ia mampu bertahan selama
itu—dan jangan lupa, tidak hanya bertahan saja. Tapi juga hidup serta
menghidupinya. Ia bertemu teman, mengenal seorang pramugari cantik bernama
Amelia Warren, bekerja, dan melakukan apa saja untuk mengisi hari-hari
penantiannya (untuk diperkenankan masuk New York). Dari sisi ini, The Terminal
punya kesamaan tema dengan film Cast Away, yakni mengisi hidup dan merayakannya.
Novorski adalah orang periang yang biasa-biasa saja. Tidak
ada yang heroik. Tidak ada yang melankolis. Tidak ada dramatisasi. Ya.. hanya
sekedar menjalani hidup dan berbahagia itu saja. Yang ia tahu, ia adalah orang
yang selalu menepati janji. Dalam rangka itulah Novorski rela akan menunggu
sampai ia selesai memenuhi. Hahaha.
The Terminal menjadi film yang menyuguhkan cerita asik karena
bobot cerita sederhana, pemain dengan karakter bagus, juga mungkin karena
disutradarai oleh Steven Spielberg. Di luar itu semua, tiba-tiba aku merasa
cerita-cerita hidup seperti yang disuguhkan oleh The Terminal adalah sebentuk
hidup dengan irama blues. Yah! Blues.
231009
Ayiko Musashi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar