Dear Frankie
Adalah film tentang kasih saying seorang ibu kepada anaknya,
dan cerita tentang seorang anak umur 9 tahun yang merindukan ayahnya. Sang ibu
telah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk berlari dari ayah
Frankie, sang anak. Lizzie, sang ibu, selalu pindah bersama ibunya dan Frankie.
Mereka terus melakukan ini karena menghindar dari sang ayah yang tempramen dan
ringan tangan.
Frankie adalah anak yang rajin menulis surat kepada ayahnya.
Ia tuli—karena perbuatan ayahnya dan ia tidak tahu mengenai itu. Frankie
sebenarnya tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Jadi citra ayah yang selama ini
dimilikinya diperoleh dari surat balasan yang diterima oleh Frankie yang ternyata
adalah karangan ibunya untuk melegakan Frankie. Ibunya selalu menulis bahwa
ayah Frankie adalah seorang pelaut yang terus berlayar. Dan demikianlah yang
dipercayai oleh Frankie.
Sampai pada suatu waktu Lizzie membayar seseorang untuk
berpura-pura menjadi ayah Frankie. Ia jelaskan hal-hal yang perlu diketahui,
dan dimulailah sandiwaranya. Satu hari telah berlalu dengan sangat baik. Di
luar dugaan, Frankie sangat menyukai sang ayah ‘bayaran’ tadi, dan begitu pula
yang dirasakan oleh pria itu. Ia tidak merasa sedang berpura-pura. Tanpa
disadari mereka telah terhubung satu sama lain.
Dua hari mereka melakukan hal-hal yang sangat diinginkan oleh
Frankie. Suasananya sangat gembira dan nyata. Ini membuat Lizzie merasa begitu
saja ikut terbaa suasana akrab dan hangat itu. Akhirnya tumbuh juga perasaan
Lizzie kepada sang pria.
Tidak jauh berselang dari keadaan itu, kabar tentang ayah
Frankie yang sesungguhnya diterima oleh Lizzie. Ia sedang sakit parah, dan
memohon kepada Lizzie untuk menemui Frankie sebelum beberapa hari kemudian ia
meninggal. Lizzie masih trauma, dan ia tidak mengijinkan. Tapi dari insiden
inilah Lizzie menjelaskan kepada Frankie siapa ayahnya yang sesungguhnya.
Frankie bergeming menghadapi kenyataan itu. Ia merasa tidak
dibohongi selama ini. Ia tenang, dan yang lebih menarik perhatian Frankie
adalah kehangatan yang ia rasakanbersama sang ayah ‘bayaran’ tadi. Kehangatan
dan kebersamaan yang singkat tapi sangat-sangat penuh bagi Frankie. Melebihi
apapun, mungkin Frankie merasakan belaian dan kasih sayang ayah tidak secara
emosional, tidak secara genetis. Dan itu tidak masalah bagi Frankie.
Ia tetap menulis surat seperti ketika ia bersurat kepada ayah
dalam imajinya. Kali ini ia mengalamatkannya untuk sang ayah ‘bayaran’ tadi. Ia
mengutarakan semua kenangan indah yang dilaluinya, kekagumannya, harapannya,
dan beberapa hal tentang kejadian yang baru. Di akhir surat ia menulis dengan
sedikit perubahan yang sama sekali tidak mengurangi rasa sayangnya:
……bla-bla-bla…… Temanmu, Frankie.
Hahaha. Saluto.
261009 │ Ayiko Musashi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar