SEVEN. Cerita tentang pembunuhan yang diilhami oleh 7 hukuman
bagi 7 pendosa. Film ini mempunyai kemiripan dengan Bone Collector atau Oxford
Murderer. Sang pembunuh bukanlah seorang psikopat seutuhnya. Pikirannya hanya
terobsesi akan sesuatu. Tipe pembunuh yang menyukai teka-teki. Ia selalu
meninggalkan petunjuk di setiap pembunuhannya, dan itu sengaja dilakukan. Ia
ingin diburu.
Dua detektif mencoba membongkar kasus pembunuhan berantai
ini. Mereka melacaknya dengan segala intuisi detektif yang ada hingga kepada
pelacakan intelektual. Karena pembunuhnya memang orang yang berpendidikan. Mereka
hamper saja menangkap sang pembunuh, hanya dia lolos dalam pengejaran.
5 pembunuhan telah terjadi, dan tiba-tiba si pembunuh dating
ke kantor polisi untuk menyerahkan diri. Ia meminta kedua detektif ikut
dengannya untuk menunjukkan 2 mayat lain—untuk melengkapi tujuh. Berangkatlah
mereka ke sebuah lapangan terbuka. Tidak seperti yang dibayangkan, dua mayat
yang ditunggu adalah istri dari sang detektif muda yang emosional dan si
pembunuh itu sendiri.
Pada akhir cerita, baik sang detektif (yang tua terutama)
ataupun sang pembunuh adalah orang-orang yang cerdik. Tapi sang pembunuhlah
yang menang. Ia mampu memaksa sang detektif muda menembak dirinya dengan
membawa paket berisi kepala istri sang detektif muda. Karena keputusannya yang
emosional dan terperangkap jebak sang pembunuh, dtektif muda ini ditangkap
polisi, dan tinggallah detektif tua yang tenang.
Beberapa catatan yang bisa ditulis adalah kontradiksi di
akhir cerita film itu. Asumsi awalnya, sang pembunuh hanya akan membunuh
korbannya yang termasuk melakukan salah satu dari tujuh dosa. Ia membunuh
dengan kejam untuk memberi peringatan atau contoh kepada orang lain agar jera. It’s
ok. Kelima korban yang dibunuh sebelumnya adalah orang-orang yang oleh sang
pembunuh karena tamak, pemalas, pelindung kejahatan, atau prostitusi. Akan
tetapi bagaimana halnya dengan istri sang detektif muda? Ia sama sekali bukan
seorang pendosa seperti yang ada dalam 7 daftar itu. Bahkan terkesan sang
pembunuh membunuh istri sang detektif hanya untuk memancing emosi sang detektif
untuk membunuhnya. Kemudian bagaimana halnya sang pembunuh menyusun rencana
untuk membunuh dirinya sendiri?! Dengan demikian 2 korban pembunuhan terakhir
ini nampaknya terlaluy mengada-ada dan hanya ada untuk melengkapi bilangan
tujuh saja. Tidak ada kaitan sama sekali dengan bentuk ‘penghukuman’ bagi 7
pendosa.
Hahaha.
Tapi untuk sebuah film detektif, ini cukup bagus. Mengingat
bagaimana setiap kasusnya disusun, suspensi, dan klimaksnya. Yang perlu digaris
bawahi adalah film ini bukan termasuk Thriller yang menyuguhkan adegan
penjagalan yang nggegirisi, tapi seperti film Conan, ini adalah cerita
detektif. Soal teka-teki, motif, menyusun pola, dan mengakhirinya. Itu saja.
Thanks.
251009 │ Ayiko Musashi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar